Menilai Risiko Bawaan

Tinjauan Umum
Dalam mengidentifikasikan risiko audit:
·         Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi sumber atau penyebab risiko melalui pemahaman entitas;
·         Menentukan dampak yang mungkin ada, dari sumber risiko yang diidentifikasikan, termasuk kemungkinan kecurangan; dan
·         Menghubungkan dampak risiko dengan area laporan keuangan dan asersi yang dipengaruhi, atau menentukan apakah risiko bersifat pervasif terhadap laporan keuangan secara menyeluruh dan secara potensial memengaruhi banyak asersi.
Penilaian atas risiko yang diidentifikasi mempertimbangan dua atribut mengenai risiko, yakni:
·         Berapa besarnya peluang terjadinya salah saji akibat risiko tersebut?
·         Berapa besar dampak moneternya jika risko menjadi kenyataan?
Peluang Terjadinya Salah Saji
Berapa probabilias risiko itu terjadi? Auditor dapat mengevaluasi probabilitas ini dengan sederhana, yakni apakah probabilitasnya tinggi, sedang atau rendah. Atau, ia dapat memberi skor dalam bentuk angka, misalnya antara 1 sampai dengan 5, di mana skor yang lebih tinggi berarti peluang terjadinya lebih besar.
Besaran (Dampak Moneter) jika Risiko Terjadi
Jika risiko itu terjadi, berapa besar dampak moneternya? Pendapat mengenai hal ini harus dinilai terhadap suatu jumlah tertentu sebagai acuan. Jika tidak, orang yang berbeda bisa berkesimpulan yang berbeda. Untuk tujuan audit, angka yang ditetapkan berhubungan denngan apa yang merupakan salah saji material dalam laporan keuangan secara menyeluruh.penialian ini dievaluasi secara sederhana, sebagai tinggi, sedang, atau rendah. Atau, dengan memberi skor dalam bentuk angka, misalnya antara 1 sampai dengan 5, diana skor yang lebih tinggi berarti besaran risiko yang lebih tinggi pula.
            Langkah-langkah dalam meniai risiko digambarkan dalam gambar 20-2 hal 336 dengan menggunakan tiga kriteria penilaian Tinggi (T), sedang (S), dan Rendah (R).
            Sebagai ilustrasi Gambar 20-2 hanya menyajikan lima contoh faktor risiko bisnis dan kecurangan. Dalam kenyataan, jumlah sebenarnya bisa lebih banyak ada paket perangkat lunak yang mengolah hasil proses penilaian risiko secara elektronis, dengan lebih dari lima faktor risiko. Perangkat lunak ini meringkaskan hasil menyeluruh dalam bentuk matriks, seperti terlihat dalam Gambar 20-3 hal 337.
Penjelasan Gambar 20-3 adalah sebagai berikut:
·         Sumbu x menggambarkan peluang terjadinya risiko (likelihood of risk occurring), mulai dari rendah di sebelah kiri sampai tinggi di kanan. Sumbu y menggmbarkan dampak moneter atau besaran dari risiko tersebut (impact or magnitude of risk), dari rendah di bawah sampai tinggi di atas.
·         Risiko dalam kategori “Dampak Tinggi, Peluang Tinggi” memerlukan tindakan manajemen untuk mengatasinya. Risiko ini sangat boleh jadi akan diteapkan oleh auditor sebagai risiko yang signifian, yang memerlukan pertimbangan audit khusus.
BUTIR PERTIMBANGAN
Pembahasan dengan manajemen
Ketika factor risiko didokumentasikan dan dinilai oleh auditor memastikan bahwa hasilnya dibahas dengan manajemen. Pembahasan ini membantu auditor memastikan bahwa tidak ada factor risiko yang terabaikan, dan bahwa penlaian auditor atas risiko (peluang dan dampkanya) adalah layak. Namun, auditor harus selalu menggunakan skeptisisme profesionalnya ketika mengevaluasi masukan dan tanggapan manajemen.
Penialian Risiko oleh Entitas
Penilaian risiko merupakan salah satu dari lima komponen dalam pengendalian internal yang harus ditangani manajemen.
            Dalam entitas yang lebih kecil, proses penilaian risiko bersifat informasi dan tidak terstruktur. Risiko dalam entitas yang lebih kecil sering kali diakui secara implicit dan bukan eksplisit. Manajemen mungkin saja menyadari risiko yang berhubungan dengan pelaporan keuangan melalui keterlibatan langsung pegawai dan pihak-pihak luar. Oleh karena itu, auditor harus menanyakan (make inquiries) kepada manajemen mengenai bagaimana manajemen mengidentifikasi dan mengelola risiko. Pertanyaan selanjutnya, risiko apa saja yang benar-benar diidentifikasi dan dikelola oleh manajemen. Auditor kemudian mendokumentasikan proses ini beserta hasilnya.
            Ketika manajemen memahani proses penilaian risiko yang lebih formal, manajemen mungkin memutuskan prosesnya sendiri. Jika ini terjadi, auditor akan mengevaluasi:
·         Pengendalian yang ada terhadap proses manajemen ini;
·         Lengkapnya diidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan. Identifikasi ini dicatat dalam apa yang sering disebut “ risk register“ atau ”daftar risiko“;
·         Penilaian manajemen terhadap besaran risiko (magnitude of the risk) atau dampak moneter dan peluang terjadinya (likehood of their occurrence);
·         Tanggapan manajemen terhadap risiko yang dinilai (assessed risk) yang merupakan hasil dari proses penilaian risiko.
Jika manajemen gagal mengidentifikasi risiko-risiko utama, auditor sebaiknya mempertimbangkan apakah ada kelemahan yang signifikan dalam proses penilaian risiko.
Mendokumenasikan Risiko yang Dinilai
Menilai factor risiko memerlukan kearifan professional. Penailain risiko salah saji material dilakukan pada dua tingkat, yakni di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan disclosure.
Dokumentasi bisa dalam bentuk memo (bentuk cerita atau naratif) atau daftar risiko seperti diikhtisarkan dalam Tabel 20-1.
Tabel 20-1
Sumber Risiko
Implikasi Faktor Risiko
Asersi PCAEV
Imbalan bagian penjualan berupa komisi penjualan.
Potensi penjualan fiktif, pencataan penjualan dalam periode yang salah, syarat penjualan dimainkan, dan upaya lain untuk mencapai/ melewati ambang batas bonus.


EA
Pelanggaran terhadap perjanjian kredit sengaja ditutup-tutupi agar tidak diketahui/ditanya pihak bank.
Journal entries tanpa persetujuan untuk menunda pembebanan biaya, bias manajemen dalam membuat estimasi akuntansi.

P

Pegawai memasukkan penyuplaian fiktif.
Entitas membayar harga mahal untuk barang/jasa yang tidak diterima.
EA
Hubungan istimewa dirahasiakan dari pemegang saham pengendalian.
Pendapatan dan beban tidak dicatat dengan nilai pasar wajar (fair market value).
P
Penjualan tunai spare parts dan servis tidak dicatat dan tidak disetor.
Pendapatan dan asset dinyatakan terlalu rendah (understated).
CAE



Catatan untuk Tabel 20-1:
·         Dua kolom pertama (“Sumber Risiko“dan“Implikasi Faktor Risiko“)diselesaikan sebagai bagian dari langkah identifikasi risiko (risk identification) yang dibahas dalam bab terdahulu.
·         Kolom “Asersi“ merupakan penilaian terhadap:
a.       Asersi spesifik (spesific assertion) spesific assertio) yang berkaitan dengan area laporan keuangan (jenis transaksi atau saldo akun) atau pengungkapan (disclosure) yang dipengaruhi oleh risiko tersebut.
b.      Risiko pervasif (pervasive risks) yang berdampak terhadap banyak, kebanyakan, atau semua asersi, dan berpengaruh atas penilaian risiko pada tingkat laporan keuagan.
c.       Singkatan asersi: P (pervasive), C (completeness), A (accuracy), E (existence), V (valuation).
·         Risiko yang dinilai adalah risiko bawaan (inherent risks), bukan risiko pengendalian (control risk).
·         Penilaian mengenai “Peluang terjadinya risiko” dan “Dampak moneter” menggunakan skala angka di mana skor 1 berarti peluang terjadinya risiko/dampak moneter adalah rendah dan skor 5 berarti peluang terjadinya risiko/dampak moneter adalah tinggi. Skor ini dapat dikalikan untuk menghitung skor gabungan. Alternatifnya ialah mendokumentasikan risiko yang dinilai sebagai T (tinggi), S (sedang), atau R (rendah).
BUTIR PERTIMBANGAN
Dalam mendokumentasikan faktor risiko, pertimbangkan bagaimana informasi ini dimutakhirkan dan digunakan di waktu yang akan datang. Mencatat informasi ini di satu tempat dan dalam format terstruktur (seperti dalam Tabel 20-1) mungkin akan memakan waktu pada awalnya, tetapi akan lebih mudah dan menghemat waktu di saat pemutakhiran.. suatu format terstruktur juga membantu memastikan:
-Berbagai risiko tidak ditangani berulang kali, yang sering terjadi dalam hal informasinya tersebar di mana-mana;
-Setiap risiko dinilai dengan cara yang sama dan konsisten;
-Setiap risiko yang signifikan akan teridentifikasi;
-Reviu menjadi mudah, kertas kerja elektronis memugkinkan risiko (yang diberi skor angka) disortir menurut skor gabungan, atau menurut peluang terjadi atau besaran risiko (dampak moneter);
-Daftar risiko (risk listing) dapat dibagi dengan klien untuk memperoleh masukan, atau auditor meminta klien membuat daftar faktor risiko untuk direviu.


Comments

Popular posts from this blog

suwardjono BAB 9 BIAYA

BAB 4 PUSAT TANGGUNG JAWAB: PUSAT PENDAPATAN dan BIAYA

Diskusi Tim Audit